Kunang kunang
Dulu sekitar tahun 2004 di daerah Nginden Jangkungan atau daerah Semolowaru - Surabaya Masih banyak persawahan-persawahan, setiap malam banyak sekali di jumpai kunang-kunang namun setelah persawahan udah berganti dengan perumahan kunang-kunang itu lenyap entah ada dimana sampai saat ini udah gak pernah lihat lagi kunang-kunang dengan cahayanya yang berkedip-kedip lagi.
Sebenarnya, manusia masa
lalu sudah berpikir bagaimana hewan kecil ini dapat menghasilkan sinar namun
keterbatasan informasi dan sarana pengetahuan menyebabkan timbulnya mitos
konyol tersebut. Jangan anggap ini adalah sesuatu yang murni konyol karena
ratusan tahun kemudian para peneliti menemukan lucifer di dalam tubuh kunang-kunang.
Kalian tidak perlu takut, lucifer ini bukanlah makhluk jahat
seperti dalam pikiran anda melainkan sebuah enzim yang disebut luciferase
(berasal dari bahasa latin lux ferre, yang berarti pembawa cahaya) dan
berfungsi mengatur reaksi kimia dalam tubuh kunang-kunang sehingga dapat
menghasilkan sinar.
Kunang-kunang adalah nama
umum untuk serangga yang bercahaya dan termasuk ke dalam famili Lampyridae yang
bersifat nocturnal. Kunang-kunang memiliki organ dan sel khusus (photocytes)
yang mampu menghasilkan cahaya, terdapat pada segmen pertama atau kedua
terakhir dari ekor (abdomen). Lebih dari 2000 spesies kunang-kunang tersebar di
daerah tropis dan temperate. Kunang-kunang dapat dijadikan indikator alami
terhadap kondisi alam dimana alam yang telah rusak tidak memiliki populasi
kunang-kunang.
Bagaimana Kunang-kunang
membuat sinar?
Pertama:
Sel-sel di bagian ekor
kunang-kunang menghasilkan enzim luciferase
Pada setiap nukleus dari
setiap sel, sebuah enzim yang disebut DNA Polymerase mengkode gen Luc dengan
sel-sel genom. Gen Luc merupakan sekuen dari asam amino yang
menghasilkan enzim luciferase.
Kemudian, RNA Polymerase mengkopi gen luc dalam bentuk mRNA yang sangat mirip
dengan DNA.
Proses ini disebut
transkripsi. Setelah proses transkripsi selesai, mRNA menuju sitoplasma. Di
dalam sitoplasma, mRNA luc diatur oleh sel penghasil protein yang disebut
ribosom. Ribosom menterjemahkan informasi dalam mRNA luc untuk memproduksi
sebuah rantai asam-asam amino yang membangun enzim luciferase. Proses ini
disebut translasi. Agar enzim luciferase dapat berfungsi, rantai asam-asam
amino tersebut harus menekuk dan terlipat dalam tiga bentuk dimensional yang
spesifik.
Kedua:
Enzim Luciferase mengatur
reaksi-reaksi kimia untuk menghasilkan sinar
Untuk menghasilkan sebuah
sinar tampak, sel-sel di dalam ekor kunang-kunang harus memproduksi ribuan
enzim luciferase. Di dalam setiap sel, enzim-enzime tersebut mencari pasangannya
dan berikatan membentuk senyawa kimia yang disebut luciferin. Enzim luciferase
mempercepat reaksi kimia dengan menggabungkan molekul oksigen dengan luciferin
sehingga membentuk oxyluciferin.
Di dalam reaksi, luceferin
teroksidasi, yaitu ia kehilangan sebuah elektron dan molekul-molekulnya
berpindah ke tempat energi yang lebih tinggi. Ketika molekul-molekul yang penuh
energi ini kembali ketingkat energi yang lebih rendah, yaitu dalam keadaan yang
lebih stabil molekul-molekul melepas energi dan menghasilkan sinar yang
kemudian digunakan bagi kunang-kunang untuk memberikan signal kepada
pasangannya dan merupakan peringatan bagi predator.
Mengapa Kunang-kunang
Menghasilkan Sinar?
Satu diantara alasannya
adalah untuk menarik pasangan. Jantan dan betina dari jenis yang sama akan
memancarkan signal kelap-kelip sebagai cara berkomunikasi. Masing-Masing jenis
kunang-kunang mempunyai pola khusus dalam bersinar.
Sebagai contoh,
kunang-kunang jantan dari satu jenis akan terbang bebas di langit malam dan dengan
tiba-tiba mulai berkerlip serta memutar keatas untuk membuat pola sinar
(J-shapped) yang berbeda. Kunang-Kunang betina menggantung pada suatu cabang
pohon atau di rumput ketika si jantan sedang beraksi menunjukkan sinar terbaik
mereka. Ketika si betina mengenali dan menyukai sinar dari si jantan maka si
betina akan menjawab dengan sinar terbaik pula.
Alasan lain adalah untuk
menghindar dari predator. Tubuh kunang-kunang dipenuhi dengan bahan kimia yang
terasa tidak enak bila dicicipi disebut lucibufagens dan setelah predator
mencicipinya, dengan cepat mereka belajar untuk mengasosiasikan bahwa
kunang-kunang adalah mangsa dengan cita rasa yang buruk. Jadi sinar
kunang-kunang tidak hanya membantu menarik pasangan, tetapi juga memperingatkan
predator untuk menjauh.
Memiliki lucibufagens juga
sangat penting untuk kelangsungan hidup suatu spesies kunang-kunang yang tidak
dapat membuat senyawa kimia ini dan memperolehnya melalui memakan spesies lain
yang dapat membuatnya. Mereka melakukan ini dengan meniru pola kilatan spesies
lain dan memikat mereka. Kunang-kunang jantan yang tidak curiga berpikir bahwa
ia akan menemukan pasangan, melainkan menjadi makanan lezat bagi kunang-kunang
licik.
by: Wikipedia.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar