Search

Sabtu, 07 November 2015

Pertirtaan Candi Jalatunda Page : 02

Sebaran Tinggalan Arkeologis di Gunung Penanggungan




Candi Naga I
Candi Naga I merupakan bangunan berteras emapt terletak di lereng Gunung Bekel, menghadap ke timur dengan keringgian 1060 Dpl. Bangunan Candi ini berdenah bujur sangkar, berukuran 8m x 8m. Tangga masuk kehalaman Candi menempel pada lereng yang curam. Antara teras satu dengan teras yang lain dihubungkan oleh anak tangga dengan pipi tangga yang sudah tidak utuh lagi. Teras I mempunyai lima buah anak tangga dan penampil dengan ukuran tinggi 1,00 m lebar 1,50 m, tebal 1,10 m, lebar pintu 0,60 m. Teras II mempunyao empat anak tangga. Dinding teras I dan II Struktur batunya relief masih utuh dan keadaan polos tanpa hiasan. Pintu masuk dan anak tangga dari Teras II menuju ke Teras III sudah rusak dan pada dinding teras terdapat hiasan bentuk belah ketupat sebanyak delapan buah. Pada teras kertinggi yaitu teras ke IV tampak adanya sisa-sisa bangunan pemujaan yang sudah rusak berat, Ragam hiasan pada Candi Naga I antara lain pelipit Horizontal, hiasan tumpal, relief taring dan lidah, secara keseluruhan keadaan Candi Naga I dibangun pada masa akhir Kerajaan Majapahit abad 14-15 M.


 
Candi Naga II
Candi Naga II terletak dilereng gunung Penanggungan pada ketinggian 1000 m DPL, menghadap kearah barat. Bangunan Candi berdenah persegi panjang dan merupakan bangunan berteras tiga. Ketiga dinding teras masih tersusun dengan baik dan tepat di tengah Candi terdapat tumpukan batu. Di teras I terdapat tangga dengan ragam hias tumpal, dikanan kiri teras terdapat panil kosong tanpa relief. Dinding II dan III polos tanpa hiasan kecuali pelipit Horizontal. Diatas teras II terdapat sisa-sisa bangunan pemujaan. Keadaan Candi sebagian besar rusak. Candi Naga II dibanguan pada masa akhir Kerajaan Majapahit abad 14 – 15 M.


  
Candi Siwa
Candi Siwa terletak di lereng sebelah barat Gunung Penanggungan pada ketinggian 1050 m DPL. Bangunan candi berdenah persegi panjang menghadap kearah barat dan merupakan bangunan berundak berteras lima. Anang tangga batu yang menghubungkan teras I sampai teras V sudah rusak. Hiasan yang masih ada pada Candi Siwa adalah panil persegi panjang di dinding teras I berukuran 1,10 m , lebar 0,35 m , tebal 0,03 m. Di dinding sebelah kiri dan kanan tangga teras II, terlihat ada hiasan timbul berbentuk medalion diapit oleh sebuah hiasan silang. Hiasan timbul berbentuk belah ketupat tampak ada di sebelah kiri dan kanan tangga teras ke III. Keadaan teras ke IV rusak berat dan sudah tidak manampakkan lagi adanya bangunan altar. Candi Siwa dibangun pada masa akhir Kerajaan Majapajit abad 14-15 M.


 
Candi Gentong
Candi Gentong berada di lereng sebelah barat Gunung Penanggungan atau di sebelah Selatan Candi Shinta. Dinamakan Candi Gentong karena di tempat ini terdapat sebuah gentong batu dan bangunan altar pemujaan. Sebagaimana layaknya sebuah gentong, gentong yang ada di candi ini berbentuk bulat dan berkarinasi datar dengan ukuran bagian tubuh paling lebar sedangkan bagian dasar mengecil, seluruh permukaan gentong terdapat sebuah altar permujaan yang berbentuk persegi empat dengan struktur bangunan, dihias pelipit – pelipit Horizontal yang makin ke atas melebar. Bagian bawah berfungsi sebagai dasar altar, telah mengalami konsolidasi Candi Gentong dibangun pada masa akhir Kerajaan Majapahit abad 14-15 M.
 
 
Candi Bayi
Candi Bayi terletak dilereng barat Gubung Penanggungan pada ketinggian 810 DPL. Sebenarnya yang dinamakan Candi Bayi adalah dua buah tumpukan batu candi yang sudah tidak beraturan susunannya. Oleh karena itu sangat sulit untuk menentukan arah hadap dari candi ini. Diantara tumpukan batu candi terdapat beberapa batu yang memiliki hiasan pelipit Horizontal dan pelipit miring.
Belum diktahui secara pasti asal-usul batu candi yang bertumpuk tersebut, karena sampai saat ini belum ditemukan sumber sejarah yang dapat memberikan informasi tentang asal batu-batu candi itu.


 
Candi Shinta
Candi Shinta merupakan bangunan berteras empat, terletak di lereng sebelah barat Gunung Penanggungan di sebelah utara Candi Gendong. Keadaan teras I dan Teras II telah rusak sedangkan teras III dan teras IV masih ada walaupun tidak utuh. Bekas-bekas anak tangga menuju ke teras I masih nampak ada, tetapi anak tangga ke teras II, III dan IV sudah tidak ada. Pada teras ke IV yang merupakan teras paling belakang terdapat sebuah bangunan altar. Candi Shinta dibangun pada masa akhir Kerajaan Majapahit abad 14-15 M.




Candi Pura
Candi Pura merupakan bangunan berteras tiga, terletak dilereng Gunung Bekel menghadap kearah barat. Keadaan bangunan sudah rusak, yang nampak hanya tumpukan batu-batu andesit berantakan. Pintu masuk dan anak tangga dari teras I ke teras lain diatasnya sudah tidak ada. Di teras I terdapat batu lepas dengan hiasan relief motif sulur-suluran, sedangkan struktur bangunan di teras II sudah banyak yang lepas sehingga batu-batu candi bertumpuk begitu saja tanpa peraturan. DI teras ini terdapat hiasan relief motif sulur-suluran, bunga dan mealion. Teras II merupakan teras paling belakang dan tertinggi. Keadaannya sama dengan Teras I dan Teras II, yang nampak masih setengah utuh adalah bangunan altar dari batu andesit dengan ukuran : bagian atas : panjang 1,74 m, lebar 1,14 m. Bangunan altar dihias dengan  relief motif sulur-suluran. Di depan bangunan candi terdapat lumpangan dari batu andesit dalam keadaan dalam keadaaan utuh berukuran tingggi 0,19 m diameter atas 0,53 m, diameter bawah 0,31 m. keaadan lubang 0,10 m, Candi Pura dibangun pada masa akhir Kerajaan Majapahit.




Candi Balekambang
Candi Balekambang terletak di lereng barat Gunung Bekel pada ketinggian 280 m DPL. Sebenarnya yang dimaksud dengan Candi Balekambang adalah susunan empat buah umpak batu berbentuk persegi panjang. Bentuk masing-masing umpak persegi empat, bagian dasar umpak lebih besar dari pada bagian atasnya dan tanpa hiasan. Ke empat umpak berdiri di atas batur yang ditinggikan. Dinding batur terbuat dari tumpukan batu merah, batu candi dan batu gundul yang tatannya sudah tidak rapi lagi. Karena ada tangga yang rusak disisi timur maka dapatlah ditentukan bahwa batur candi menghadap ke timur. Di sebelah kanan dan kiri tangga masuk terdapat dua buah umpak kecil dan batu. Kira-kira 2,50 m di sebelah barat batur, terdapat dua buah arca yang belum selesai dibuat / unfinish dan sebuah batu relief melukiskan miniatur bangunan candi serta seorang wanita dalam keadaan berdiri dengan tangan kanan lurus ke depan sedangkan tangan kirinya memegang pinggul. Secara keseluruhan candi Balekambang dapat dikatakan dalam keadaan baik. Candi Balekambang diperkirakan di bangun pada masa akhir Kerajaan Majapahit abad 14-15 Masehi.



Candi Merak
Candi Merak merupakan bangunan candi berteras dua  terletak di timur laut  Gunung Bekel, pada ketinggian 950 m DPL menghadap ke arah utara. Bangunan candi berdenah bujur sangkar dengan ukuran 5,50 x 5,50 m. Halaman candi cukup luas, di ujung halaman terdapat tangga naik dengan pipi tangga sudah rusak. Penampil tangga menuju teras batu terdiri atas lima buah anak tangga. Sisa ragam hias yang nampak pada teras atau berupa pelipit Horizontal dan motif sulur-suluran. Pada teras dua terdapat ragam hias pelipit-pelipit Horizontal, motif sulur daun dan motif tumpai dan di puncak teras ini terdapat susunan batu berbentuk makam terdiri dari jirat segi empat dan dua buah nisan berbentuk kurwal polos. Pada batu-batu lepas terdapat hiasan motif bunga padma berhias dan motif awan. Keadaan candi Merak cukup baik. Candi merak di bangun pada masa akhir Kerajaan Majapahit pada abad 14 – 15 Masehi. 
 
 

Candi Lemari
Candi Lemari merupakan bangunan berteras empat, terletak dilereng barat Gunung Penangguangan atau sebelah Timur dari Gunung Bekal pada ketinggian 950 m DPL. Menghadap kearah Utara. Denah bangunan candi berbentuk persegi panjang, berukuran panjang 6,60 m, lebar 5,80m. Tangga yang menghubungkan antara teras yang satu dengan teras yang lain berada disisi utara bangunan dan terbuat dari susunan batu gundul. Di teras paling belakang atau tertinggi yaitu teras IV terdapat bangunan altar dengan ragam hiasa anterfika sudut berbentuk jajaran genjang dan pelipit-pelipit Horizontal. Keadaan Candi Lemari telah rusak. Candi Lemari diperkirakan di bangun pada masa akhir Kerajaan Majapahit abad 14 – 15 Masehi.


by: Pertirtaan Jalatunda (Musium)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar