Search

Sabtu, 08 Juli 2017

7 Cerita Legenda Wanita Indonesia


Beberapa cerita maupun legenda Wanita  Indonesia

Nyi Rorokidul

 

Legenda Masyarakat tentang Sosok penunggu dipantai selatan Pulau Jawa namanya diidentikan dengan Warna Hijau sebagai warna kebesaran.
Sosok Seorang Putri Prabu Siliwangi yang memerintah di kerajaan Pajajaran. Sang Prabu memiliki anak perempuan yang sangat cantilk bahkan melebihi kecantikan ibundanya. Anak perempuan ini Kemudian diberi nama Putri Laratadika yang memiliki arti Putri nang Cantik Jelita,  sayang kecantikannya membuat para selir menjadi iri hati hingga akhirnya menyebarkan penyakit misterius kepadanya. Merasa menderita Ratu dan sang Putri memilih untuk melarikan diri dari istana kerajaan. 
 

Warna Hijau Kegemarannya Sedang Menunggang Kereta
Menurut cerita dalam perjalanannya sang permaisuri meninggal dunia hingga putrinya terpaksa melanjutkan perjalanannya seorang diri.
Saat sang putri tertidur ditengah perjalanannya ia bermimpi bertemu dengan orang suci yang memberinya nasehat agar ia menyucikan diri ke Laut Selatan untuk mendapatkan kesembuah dan mengembalikan kecantikannya. Ia juga dijanjikan akan memperoleh kekuatan gaib. Saat terbangun dari mimpinya Putri Larakadita pun menuju Laut Selatan, mimpinya pun menjadi kenyataan selain sembuh dan kembali cantik.

 Pantai Selatan

ia  juga memperoleh kekuatan Gaib. Namun sayang dengan kekuatanya ini sang Putri harus tetap tinggal di laut selatan untuk selamanya. Sejak itulah ia kemudian disebut sebagai Nyi Lorokidul yang memiliki arti derita di laut kidul atau selatan.



Nyi Blorong


Legenda mengenai keberadaan Nyi Blorong mungkin tidak setenar dengan Nyi Lorokidul, Namun Sosok Nyi Blorong Cukup memberi pengaruh terhadap kebudayaan dan tradisi masyarakat di pesisir pantai selatan Pulau Jawa. Menurut berbagai cerita kabarnya Nyi Blorong merupakan sosok yang sama dengan Nyi Lorokidul tapi versi lain mengatakan sosok Nyi Blorong  memiliki wujud sebagai Putri Ular yang ditugaskan untuk  menggoda dan menyesatkan manusia.
Sementara sumber lain menuturkan sosok Nyi Blorong dapat berarti sebutan untuk Nyimas Dewi Anggatari, putri dari seorang Prabu bernama Jaya Cakra. Nyi Blorong  merupakan sosok legenda berwujud wanita cantik dimana bagian tubuh mulai pinggang hingga kepalanya berwujud manusia semetara bagian bawah lainnya berwujud ular. 

 Penjelmaan Nyai Blorong Bulan Purnama

Figurnya sering dianggap sebagi Panglima terkuat yang dimiliki oleh kanjeng ratu kidul. Menurut kepercayaan masyarakat  nyi blorong adalah penguasa keraton pantai selatan yang memiliki kesaktian luar biasa. Nyi Blorong sering digambarkan mengenakan kebaya berwarna hijau dengan rajutan emas dimana kain panjang berwarna emas ini,  konon merupakan  perwujutan sosok aslinya yaitu sebagai seekor ular raksasa. kesaktian dan Kecantikan nyi blorong  dikabarkan akan mencapai puncaknya pada saat bulan purnama dan   pada saat bulan mengecil akan kembali kewujud semulai yaitu seekor ular raksasa.


Nyai Dasima


Kisah dari Legenda Betawi pada tahun 1813 dalam sebuah karya sastra diceritakan bahwa kisah Nyai Dasima berawal dari sifat seorang perempuan yang tidak ingin hidup susah, atas dasar inilah ia rela menjadi istri seorang pria berkebangsaan Inggris bernama Edwad Wiliam. Sebagai seorang istri Nyai Dasima tetap memiliki pesona yang menawan setiap pria.
Hingga suatu sekita seorang penarik  shaldo (Delman) kemudian jatuh cinta kendati ia sudah memiliki seorang istri,   dengan berbagai tipu muslihat penarik shaldo bernama Samiun ini, kemudian menggunakan ilmu pelet untuk mendapatkan perhatian Nyai Dasima, usaha Samiun berhasil.
Namun sejak mengalami kerumitan dalam kehidupannya nYai dasima menjadi sangat terpukul. Ia tewas dibunuh dalam kemelaratan yang  menerpanya pada saat itu. Jenasah Nyai Dasima yang dibuang di sungai Ciliwung dan ditemukan tak jauh dari kediaman Edward Wiliam disekitar Pejambon yang kini telah berubah menjadi Gedung Pancasila. 
Konon ditempat inilah orang-orang sering meihat sosok perempuan yang diyakini sebgai penjelmaan Nyai Dasima.

Roro Jonggrang


Legenda Roro Jonggrang berasal dari Jawa Tengah. Kisah Roro Jonggrang ini sekaligus menceritakan asal mula ajaib dari berdirinya Candi Sewu, Prambanan, Kraton Ratu Boko serta arca Dwi Durga yang terdapat di dalam Candi Prambanan. 

Candi Sewu


Candi Prambanan

Kraton Ratu Boko

Kisah ini berawal ketika Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan Prabu Baka dan menguasai kerajaanya, saat memasuki kerajaan Baka inilah Bandung Bondowoso  melihat putri cantik anak Prabu Baka yang sedang bersedih atas kematian ayahnya. Pada saat terpikat oleh kecantikan Putri Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso memaksa agar sang putri mau menikah dengannya. Merasa terdesak karena tidak mencintai Bandung Bondowoso sang putri akhirnya bersedia menikah dengan dua syarat yang mustahil untuk dipenuhi. Dua syarat itu adalah di bangungnya Sumur Jalatindo serta Jadi berjumlah 1000 Buah yang harus selasai hanya dalam waktu satu malam sebelum matahari terbit. 


Sumur Jalatunda

 
Dengan Kesaktiannya Bandung Bondowoso berhasil menyelesaikan tugasnya namun roro  jonggrang berbuat curang dengan membuat seolah-olah matahari telah terbit sebelum waktunya (membunyikan lesung padi supaya ayam berkokok tanda udah pagi). 


Bandung Bondowoso pun menjadi marah lalu dengan seketika ia mengutuk Roro Jonggrang yang sedang berlari untuk berubah menjadi batu melengkapi arca yang belum sempat ia buat.


Roro Mendut



Kisah Roro Mendut merupakan cerita rakyat klasik tentang seorang perempuan cantik dari Pesisir Pantai Kadipaten Patih pada jaman Sultan Agung di Mataram sekitar abad ke 17. Di kisahkan  kecantikan Roro Mendut telah memukau banyak orang termasuk Adipati Pragola sang penguasa Kadipaten Patih  dan panglima perang Sultan Agung dari Kerajaan Mataram namun demikian Roro Mendut ternyata bukan sosok perempuan lemah karena ia berani menolak keinginan Temenggung Wiraguna yang ingin memilikinya. Dengan tegas Roro Mendut menjatuhkan pilihan kepada seorang pemuda yang bernama Pranacita. Tumenggung Wiraguna yang murka dan iri kemudian mengharuskan Roro Mendut membayar pajak kepada kerajaan  mataram. Hal ini membuat Roro Mendut berpikir panjang untuk mendapatkan uang guna membayar pajak, sadar kecantikannya memukau semua orang, Roro mendut menemukan sebuah cara untuk mendapatkan uang.  Dan meskipun memperoleh banyak uang dari usahanya,  sang Tumenggung Tetap tidak puas dengan pajak yang telah dibayarkannya. Dikisahkan Roro Mendut dan sang kekasih Pranacita akhirnya mati bersama saat memperjuangkan cinta mereka.

Nyai Ronggeng


Kisah Nyai Ronggeng beberapakali dipentaskan dalam berbagai  seni drama dan tari di Indonesia.
Dikisahkan jika dahulu kala Nyai Ronggeng pernah hidup di sebuah desa yang bernama candi wulan. Dengan paras cantik, tubuh molek, serta kemampuan menarinya  sosoknya menjelma menjadi seorang perempuan yang disukai oleh banyak pemuda diseleuruh penjuru desa.
Nyai Ronggeng pun bingun dengan keadaan ini, dengan tujuan memilih pemuda yang paling tepat, diadakanlah sayembara   untuk memutuskan secara adil siapa yang berhak mendapatkan cinta sang ronggeng .
Persaingn pun berlangsung sangat ketat hingga menyisahkan tiga pemuda. Nyai Ronggeng yang tidak bermaksud membuat peperang diantara pemuda pun menjadi panik  dia berusaha menghentikan pertarungan dengan berlari ketengah arena. sayang keris milik salah satu pemuda terlempar hingga mengenai tubuh Nyai Ronggeng. 
Para pemuda itupun merasa kecewa dan sedih karena perempuan yang dicintai telah tewas. Akhirnya ketiganya membagi jasad Nyai Ronggeng menjadi 3 bagian dan menguburkannya di tempat berbeda. Yaitu disebelah timur, tengah dan dibagian barat desa. Hingga kini warga desa tetap mengganggap ke 3 makam Nyai Ronggeng di wilayahnya sebagai tempat keramat.

Bagende Endit

 
Kisah berikut ini menjadi sejarah awal terbentuknya sebuah danau  bernama Situ Bagendit di Jawa Barat. Situ Bagendit adalah Sebuah nama danau disebuah desa yang bernama bagendit kecamatan banya resmi sekitar 4 kilometer dari kota garut.
Dikisahkan pada jaman dahulu kala di desa ini hidup seorang janda kaya raya namun memiliki sifat sangat kikir. Karena itulah penduduk sekitar menjuluki perempuan ini dengan nama bagende Endit yang berarti orang kaya dan pelit. Pernah pada suatu hari  seorang perempuan tua datang meminta sedekah,  namun sayang ia justru diusir dengan sangat hina oleh bagendi endit. Hingga akhirnya cerita ketamakan dan kikir bagende endit pun sampai ke telinga seorang kakek sakti, kakek ini tiba-tiba datang kepada Bagende Endit untuk meminta air minum kepadanya. 
Alih-alih mendapatkan air minum Bagende Endit justru merampas tongkat sang Kakek lalu memukulinya, setelah itu ia melempar tongkat tersebut sang kakek tanpak kesakitan akhirnya berjalan mengambil tongkatnya itu ia lalu menancapkan ujung tongkat nya ketanah sambil mengutuk sifat jahat yang dimiliki Bagende Endit. 
Tak perlu menunggu lama  keajaibanpun terjadi. Tanah dimana tongkat itu ditancapkan tiba-tiba mengeluarkan air hingga membuat seluruh desa tenggelam.  



Warga desa segera mengusi ketempat aman sementara Bagende Endit sibuk menyelamatkan hartanya hingga ia tenggelam, kini tempat ini berubah menjadi sebuah danau yang dikenal dengan nama Situ Bagendit. 

by: Clarissa P.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar