Di suatu pagi yang cerah, tiga sahabat karib, Anya, Tassya, dan Owen, memutuskan untuk melakukan petualangan ke Alas Purwo, sebuah hutan yang terkenal dengan misterinya. Mereka membawa peralatan camping dan persediaan yang cukup, siap menghadapi segala tantangan yang mungkin mereka temui di sana.
Setelah menempuh perjalanan panjang, mereka tiba di Alas Purwo. Hutan itu lebat dan penuh dengan suara-suara alam yang menggetarkan. Mereka memutuskan untuk mendirikan dekat sebuah sungai kecil yang mengalir. Malam itu, mereka duduk di sekitar api unggun, menceritakan kisah-kisah legenda yang mereka dengar tentang hutan tersebut.
Keesokan paginya, saat menjelajahi bagian dalam hutan, mereka menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik semak-semak tebal. Rasa penasaran membawa mereka masuk ke dalam gua tersebut. Gua itu sempit dan gelap, tapi cahaya dari obor mereka cukup untuk menerangi jalan.
Mereka terus berjalan lebih dalam hingga tiba-tiba, dinding gua tampak memancarkan cahaya yang aneh. Mereka melangkah lebih jauh dan tiba di sebuah ruang yang besar dan terang. Saat mereka keluar dari gua itu, pemandangan di sekitar mereka berubah drastis. Mereka bukan lagi di Alas Purwo, melainkan di sebuah dataran luas yang dipenuhi prajurit.
Anya, Tassya, dan Owen terkejut melihat pemandangan di hadapan mereka. Mereka berada di tengah-tengah pertempuran sengit antara bala sentana Raja Sunda dan angkatan perang Majapahit. Di kejauhan, mereka melihat alun-alun Bubat, kawasan utara Trowulan, ibu kota Majapahit. Tahun menunjukkan 1279 Saka atau 1357 Masehi.
Mereka menyaksikan sejarah yang hidup di depan mata mereka. Prajurit Sunda bertempur dengan gigih melawan pasukan Majapahit yang tangguh. Terlihat Raja Sunda yang memimpin pasukannya dengan keberanian luar biasa, sementara di sisi lain, Gajah Mada, Mahapatih Majapahit, memberikan komando dengan strategi yang matang.
Pertempuran itu sangat keras dan penuh dengan darah dan keringat. Anya, Tassya, dan Owen merasakan ketegangan dan keberanian dari kedua belah pihak. Mereka menyadari bahwa mereka sedang menyaksikan pertempuran Bubat yang terkenal, pertempuran yang menentukan nasib dua kerajaan besar di Nusantara.
Setelah beberapa saat, mereka kembali ke gua dengan hati yang penuh dengan rasa kagum dan hormat terhadap sejarah yang baru saja mereka saksikan. Mereka keluar dari gua dan kembali ke masa kini, membawa serta pengalaman yang tak terlupakan.
Petualangan mereka di Alas Purwo tidak hanya memberi mereka petualangan yang seru, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan keberanian para leluhur mereka. Anya, Tassya, dan Owen pulang dengan cerita yang akan mereka kenang selamanya, cerita tentang pertempuran di alun-alun Bubat yang menyatukan masa lalu dan masa kini dalam satu perjalanan yang luar biasa.
By AI RSW (@Septadhana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar